Wednesday,
17 January 2007
oleh Adi Marsiela
Dipublikasikan di harian Suara Pembaruan, Minggu 14 Januari 2007
Semua diawali di malam hari ketika langit terlihat hitam. Bintang-bintang meninggalkan rembulan. Sesosok bayangan hitam bermata merah lengkap dengan rambut lidah api diam menanti. Dia menunggu waktu yang tepat untuk beraksi masuk ke dalam kastil yang jauh dari kehidupannya sehari-hariDengan gerakan mengendap-endap, layaknya pencuri malam, karakter tanpa nama itu mencari jendela untuk masuk ke kastil. Sayang, tidak ada jendela di sana. Akhirnya, sosok tadi memilih pintu gerbang sebagai jalan masuk. Sialnya, dia tidak menemukan putri cantik yang tengah tertidur dan menanti untuk dibangunkan lewat ciuman. Yang ada hanya sebilah pedang, perisai, dan baju besi.Begitulah Alam Muammar (25), lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) menyuarakan "tokoh terpinggirkan" dalam komik setebal 24 halaman. Menurut dia, mitos pangeran tampan yang mencium putri cantik, memang tidak harus selalu berakhir dengan pernikahan antara keduanya.Dia beranggapan, karakter di luar tokoh sentral -pangeran yang tampan- terkadang tidak diceritakan kepada para pembaca komik atau dongeng. "Butuh tiga jam untuk bisa dapat ide menggambar itu," terang pria yang memang sudah senang menggambar semenjak kecil ini.Goresan cat air dengan kuas menambah kesan kelam di awal komiknya. Cerita pergulatan karakter yang dijagokannya dengan naga -setelah mengambil pedang, perisai, dan baju besi- terasa sangat realistis di atas beberapa kertas coklat. Pilihan itu diambilnya untuk membuat pembaca semakin penasaran dengan komiknya.Hal itu membuahkan hasil. Komik yang dibuat Alam dalam waktu 18 jam tersebut, menyita perhatian panitia 24 Hour Comics Day.Karya berjudul Ciuman Pangeran Tampan Bukan untuk Putri ini terpilih menjadi salah satu komik yang akan dimuat dalam katalog 24 Hour Comics Day Highlights 2006, bersama sembilan komik lainnya.Alam merupakan salah satu komikus yang ikut dalam tantangan 24 Hour Comics Day, ajang menggambar komik 24 halaman dalam waktu 24 jam yang diselenggarakan secara serempak pada Sabtu, 7 Oktober 2006. Kegiatan ini sendiri dilaksanakan di 89 tempat yang tersebar di 17 negara termasuk 23 negara bagian Amerika Serikat dan empat provinsi di Kanada.Tercatat sekitar 1.200 kartunis ikut dalam acara yang diselenggarakan negara-negara seperti Portugal, Belanda, Selandia Baru, Italia, Irlandia, Indonesia, Yunani, Jerman, Finlandia, Estonia, Jerman, Inggris, Belgia, Australia, dan Brasil.Untuk Alam, pilihannya bergabung dalam acara Ngomik Ngabuburit 2006 di Galeri Soemardja, Bandung itu mengantarkan namanya sejajar dengan para komikus dunia lainnya. Kegiatan serupa juga digelar di Jakarta dan Surabaya.Alvanov Zpalanzani, Koordinator Ngomik Ngabuburit 2006 menjelaskan acara tersebut pertama kali digagas oleh komikus yang cukup terkenal di negeri Paman Sam sekaligus pengarang buku Understanding Comics, Scott McCloud. Dia, kata Alvanov, bersama rekannya, Nat Gertler memprakarsai acara nirlaba yang sudah digelar ketiga kalinya ini. Indonesia sendiri baru berpatisipasi di tahun 2006.Seperti pernah ditulis dalam rubrik ini, selama sehari semalam peserta harus merampungkan 24 halaman kertas ukuran A4. Selesai atau tidak, setiap karya itu langsung dikirim ke Amerika via internet.Biasanya, di Amerika yang industri komiknya hidup, kegiatan menggambar komik 24 halaman diselesaikan dalam waktu satu bulan. "Saya merasa tertantang dan memang setelah mengalaminya, kita mendapatkan banyak hal yang tidak biasa," tutur putra pertama pasangan Memet Muhammad (55) dan Cincin Hayati (51) ini.Alam bukanlah satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil menorehkan catatan dalam arena komik dunia ini. Masih ada mahasiswa Indonesia, Tita Larasati yang ikut berpartisipasi dari Lambiek Comic Store di Amsterdam, Belanda.Berbeda dengan Alam, Tita memilih ide yang lebih sederhana namun tetap menarik. Dia menggambarkan kehidupannya sebagai mahasiswa asing, semenjak datang ke Belanda sampai sekarang ini. Gambar yang menarik dan cara bertutur yang enak diikuti, membuat komik Transition itu juga berhak masuk jajaran 10 komik dunia.Hasil ini cukup mengejutkan. Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini sendiri sudah menimbulkan kepuasan di kalangan komikus. Dalam waktu kurang dari dua bulan, seluruh komikus di dunia bakal bisa menyaksikan karya anak bangsa dalam katalog komik yang bergengsi."Sebelumnya tidak pernah terpikir bakal seperti ini. Karena saya juga sempat membuat komik yang di- fotokopi dan dijual kepada teman-teman di kampus. Saya yakin, kalau kita bekerja total dengan apa yang kita senangi jalan ke depannya pasti ada," ungkap Alam berharap prestasinya ini dapat mengangkat harkat komik di Indonesia.
from forum indomanga.com